YOGYAKARTA, KOMPAS – Indonesia kekurangan sarjana geografi. Saat ini Indonesia baru mempunyai dua Fakultas Geografi dengan jumlah lulusan kurang dari 200 orang tiap tahun. Ikatan Geograf Indonesia mengusulkan penambahan beberapa Fakultas Geografi di beberapa universitas.
“Dua fakultas yang sudah kami ajukan adalah Fakultas Geografi di Universitas Negeri Malang dan di Universitas Negeri Makassar,” kata Ketua Ikatan Geograf Indonesia Prof Dr Suratman saat Olimpiade Geografi Nasional Tingkat SMA 2010 di UGM, Yogyakarta (11/2).
Menurut Suratman, Indonesia baru cukup mempunyai Fakultas Keguruan Geografi dengan 23 fakultas. Namun, jumlah Fakultas Keilmuan Geografi baru dua yaitu di UGM Yogyakarta yang rata-rata menghasilkan 150 lulusan setahunnya dan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan lulusan sekitar 50 orang setahun. Ditambah beberapa program studi geografi kecil, jumlah lulusan sarjana geografi kurang dari 200 orang setahun.
Saat ini, jumlah sarjana geografi di Indonesia mencapai 3.000 orang. Jumlah ini sangat minim dibandingkan bidang ilmu lain. Sebagai gambaran, lulusan Fakultas Ekonomi mencapai ribuan orang dalam setahun.
Suratman mengatakan, peran ahli geografi makin penting seiring meningkatnya ancaman terhadap batas wilayah serta bertambahnya kerusakan lingkungan akibat pengelolaan sumber daya alam.
Tak sinkron
Ikatan Geograf Indonesia juga mendesak pemerintah mengembalikan kurikulum geografi di SMA pada kurikulum 1994. Kurikulum SMA saat ini tidak sinkron dengan pembelajaran di perguruan tinggi. Di tingkat SMA, pelajaran Geografi hanya diajarkan di Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Padahal, Geografi di perguruan tinggi memuat materi Ilmu Pengetahuan Alam.
Mahasiswa Fakultas Geografi UGM, Yulia Fedhi Astuti Hartoyo, mengatakan, sebagian besar materi kuliah merupakan campuran Matematika, Fisika, Statistik, dan Ilmu Komputer.
Kondisi ini membuat sejumlah mahasiswa Fakultas Geografi dari jurusan IPS kesulitan mengikuti pelajaran. (IRE)
sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/12/14034860/Indonesia.Kekurangan.Sarjana.Geografi, tanggal 14 Februari 2010 |di unduh pukul 10:58 WIB
good news
spakat!!
kabar gembira banget kl geografi d Univ. Neg. Malang (UM) dibikinin fakultas sendiri. bakal bangga bgt sbg alumninya 😀
tapi pada beberapa bisdang non geografi,,misalnya pertambangan,, geografi sulit masuk, bahkan pada level seleksi administrasi padahal klo di tes lanjut mungkin akan berhasil. bagaimanakah solusinya??? terima kasih
moga aja tahun-tahun mendatang cukup lah, jangan dijadikan sbg alasan mesin pencetak sarjana. soalnya ilmu yang bermanfaat dan dapat diaplikasikan lebih baik daripada sekedar mencari pundi-pundi harta. apa lagi sekarang gencarnya markus. kasihan teman2 yang lolos cpns jika nanti jluntrung seperti bang Gayus. prihatin,prihatin
perlu dikaji ulang antara kebutuhan riil lulusan sarjana geografi dengan ketersediaan lulusan. Apabila masih ada kekurangan, solusi jangka pendek ditingkatkan jumlah penerimaannya baik yang ada di perguruan tinggi negri maupun swasta. Materi pendidikan fokus dan mendalam, menyentuh ke inti ilmunya sehingga penerapan di lapangan benar2 nyata. Suksess Sarjana Geografi
Usul jadi positip jika dapat menimbulkan kompetisi sehat untuk peningkatan kualitas ilmu geografi. Tapi akan jadi bumerang jika ilmu geografi sendiri tak jelas mau kemana, seperti orang buta meraba-raba. Ingin seperti ahli geodesi tidak, ingin jadi geologist juga tidak, jadi planner tanggung. Jadi mau kemana dong? Kemananya ini harus diperjelas oleh konsorsium geografi.
walah-walah suka banget dibentuk fakultas geografi baru tolong tidak hanya di malang tapi semua di seluruh indonesia. setuju kalau materi geografi tidak hanya dibekalkan pada anak ips aja tapi anak ipa juga sekaligus perombakkan materi di sma agar singkron dengan kuliah ok deh terima kasih salam kenal dari borneo tapin kalsel
Memangnya kalau geografi belajar kompie dan statistik, lulusan IPS nggak boleh ikutan. Narsis banget deh. Jelaskan dululah kedudukan geografi, jangan nanggung seperti kata Loh Jinawi.
Judulnya bagusnya Indonesia kekurangan sarjana geografi BERMUTU. Kalau pendidikan geografi tidak dibenerin, siap aja nambah pengangguran. Setuju Loh Jinawi.. elo top deh.
sepakat di UNM Makassar harus ada fakultas Geografi,, kurikulum SMA mestinya geografi masuk di IPA dan IPS…
Orang geografi selalu aja ngeributin nambah fakultas, masuk IPA ato IPS lah. Ini kayak ngeributin sampul dan cetakan buku. Kalo isinya nggak mutu biar sampulnya bagus tetap aja isinya nggak mutu.
Banyak saingan ga ya ???
kalo baru sedikit pasti belum banyak saingan neh… 😀
banyak saja tidak akan menyelesaikan permasalah yang terpenting adalah kuwalitas lulusan jika geografi ingin besar UGM dan UI harus membuka peluang lebih terbuka untuk peminat studi geografi proritaskan daerah di luar jawa saat ketika mereka kembali akan mampu menjadi promotor geografi….. mohon kiranya berikan kesempatan anak sumatera…..
Jangankan sarjana gegrafi, sarjana oseanografi juga sedikit!!! Bagaimana bangsa yang maritim ini bisa bangkit kalau sdm di bidang2 yg urgen aj sedikit…
Prof Suratman jangan bandingkan kebutuhan sarjana geografi dengan ekonomi lah. Nggak bisalah kayak gitu. Lulusan yg ada kalo sdh terserap itu udah bagus. Berapa % lulusan geografi yg bekerja dbidangnya. Jangan sakit jantung diobati dengan salep bisul dong prof.
mengapa fak.geografi msih kurang …….
krna saya saja sebagai mahasiswa geografi msih bingun kmna arah geografi ke eksakta atau ke non eksakta…
jdi tlong tu dulu yang di perjelas bru kita bangun fakultas geografi
ok
berita yg baik, alangkah lebih baik bila dihadirkan pula fakultas geografi di Unversitas swasta.
gua plajar sma kls 3,tap gua masih bgng knapa univrsts terbsr no 3 di jawa timur,yaitu universtas jember ga’ ada jurusan geografi.
geografi itu mempelajari alam untuk kehidupan manusia juga kan? setidaknya mohon agar anak IPS dapat berkecimpung di dunia geografi juga bersama anak IPA.
saya senang sekalai membaca berita ini. semoga saja fakultas georafi UM segera terlaksana.
semoga Fakultas Geografi segera terbentuk di UNM, sehingga geografi bisa berdiri sendiri tidak berada dalam naungan Fakultas MIPA.yang tak jelas.
Percuma banyak sarjana geografi,,, pemerintah tidak paham gegrafi